Jumat, 12 Juli 2013


Strategi Konservasi Dalam Rangka Mengurangi Bahan Bakar Fosil





Disusun Oleh


Kelompok 8





Ketua
JupriAmmang

Anggota
1. Hasril Hamid
2. Fhail Firmansyah
3. Muhlis Adiputra
4. Amiruddin
5. Musiani Lamai






FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2011





KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Strategi Konservasi Untuk Mengurangi Bahan Bakar Fosil. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas semester ini agar dapat menambah nilai semester (indeksprestasi). Penyusun menyadari bahwa pembuatan makalah ini, masih banyak kesalahan - kesalahan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi penyusunan makalah kami mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.


Makassar, 27 Mei 2011

Penyusun





Kelompok IX








DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Genesa batubara

a. Umur batubara

b. Materi pembentuk batubara

c. Kelas dan jenis batubara

2.2 Genesa migas

a. Minyak bumi

b. Gas alam

2.3 Manfaat batubara

2.4 Manfaat migas

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Strategi pemerintah terhadap pengurangan batubara

b. Strategi pemerintah terhadap pengurangan migas

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Bahan bakar fosil adalah sumber daya alam yang mengandung hidro karbon seperti batubara, minyak bumi dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakkan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu untuk panas ketika menghasilkan listrik. Energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas, secara langsung kontuinitas penggunaan bahan bakar fosil memunculkan paling sedikit dua ancaman serius yaitu :

· Faktor ekonomi

Berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang, masalah suplai, harga, dan fluktuasinya (ketidak stabilannya).

· Faktor lingkungan

Polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil kelingkungan,Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil memiliki dampak langsung maupun tidak langsung.
Oleh karenanya bahan bakar fosil dalam ruang lingkup sumber daya alam merupakan sumber yang penting bagi kehidupan umat manusia. Sumber daya alam seperti bahan bakar fosil menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Oleh karena itu, pengelolaan bahan bakar fosil seharusnya mengacu pada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan. Eksploitasi bahan bakar fosil yang hanya berorientasi ekonomi, hanya membawa efek positif secara ekonomi tetapi menimbulkan efek negatif bagi kelangsungan kehidupan umat manusia.
Salah satu sektor penting yang menjadi andalan pemerintah Indonesia untuk menangguk devisa negara secara cepat adalah melalui sektor pertambangan.
Pada sektor ini, khususnya pertambangan skala besar telah menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan yang cukup signifikan serta berdampak buruk terhadap kelestarian lingkungan hidup. Namun kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pendekatan lingkungan juga diakui bahwa semua kegiatan pembangunan secara pasti menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan yang tidak dapat dihindari jika kita melaksanakan pembangunan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana upaya kita untuk mencoba meminimalkan (mengendalikan) dampak negatif yang muncul dan memaksimalkan dampak positif yang diharapkan dalam rangka pembangunan tersebut.
Di satu sisi dengan adanya kegiatan penambangan sumberdaya alam ini memberikan dampak positif bagi negara misalnya memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan nasional dan pendapatan daerah serta memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dan daerah. Kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk kesejahteraan dalam arti luas yang realitanya merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk/masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Karena perusahaan mengeksploitasi sumberdaya alam maka selayaknyalah pihak perusahaan melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat sekitar sumberdaya tersebut yang pada umumnya dikenal sebagai masyarakat lokal, sehingga terlihat bentuk kepedulian dan peranannya bagi masyarakat di dalam membantu pembangunan sumberdaya manusia dan infrastruktur. Dengan melaksanakan kegiatan pembinaan pada masyarakat sekitar sumberdaya maka juga berakibat positif bagi pihak perusahaan yaitu dapat memperkecil konflik karena masyarakat merasa lebih diperhatikan kepentingannya oleh pihak perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana genesa batubara terjadi serta manfaatnya.

2. Untuk mengetahui bagaimana genesa migas terjadi serta manfaatnya


1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui strategi konservasi terhadap pengurangan bahan bakar fosil.






BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Genesa Batubara 

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar,terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun yang lalu. Unsur utama batubara terdiri dari karbon (C), hidrogen (H2) dan oksigen (O2).

Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan adalah tahap dimana sisa – sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 m. Material tumbuhan yang membusuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobic dan fungi diubah menjadi gambut. Sedangkan tahap pembatubaraan dalah proses perubahan dari lignit menjadi bituminous dan akhirnya antrasit.

a. Umur batu bara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu, adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada Zaman Permian, kira-kira 270 juta tahun yang lalu, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 juta tahun yang lalu) di berbagai belahan bumi lain.

b. Materi pembentuk batu bara
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
  • Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. 
  • Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
  • Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
  • Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah yang tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
  • Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.


c. Kelas dan jenis batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas antara lain antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
  • Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
  • Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
  • Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
    Sub-Bituminus Di Alaska
  • Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
  • Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.Pada umumnya endapan batu bara ekonomis dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi. Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tergolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata - rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral - mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta.
    Rawa Lakbok, Lahan Gambut Yang Tersisa Di Jawa

2.2 Genesa Migas 

Asal - usul Minyak Bumi dan gas alam berasal dari binatang - binatang laut yang kecil atau pun besar hidup dilaut dangkal yang selanjutnya mati dan kemudian terendapkan, sehingga dalam kurun waktu yang lama akan tertutup oleh lapisan yang tebal. Karena pengaruh waktu, tekanan, temperature yang tinggi endapan makhluk hidup tersebut berubah menjadi Petroleum ( minyak bumi ) MIGAS.
Endapan MIGAS dapat di gambarkan sebagai batuan lunak yang berasal dari lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau “soure rock”. Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat yang di sebut perangkap (trap). Suatu perangkap dapat mengandung:
· Minyak, gas, dan air

· Minyak dan air

· Gas dan air
Karena perbedaan berat jenis, apabila ketiga-tiganya berada dalam suatu perangkap dan berada dalam keadaan stabil, gas senantiasa berada di atas, minyak di tengah dan air di bagian bawah. Gas yang terdapat bersama-sama minyak bumi di sebut “associated gas”sedangkan yang terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut “non-associated gas”.
Minyak mentah yaitu campuran yang sebagian besar terdiri dari hidrokarbon di golongkan parafin, naptena, aromatic, serta impuritis. Minyak mentah setiap lapangan sumur memiliki derajat yang berbeda beda dan kualitas yang berbeda pula tergantung kondisi tempat MIGAS terbentuk.
Presentase Berat Unsur Minyak Mentah .
1. Carbon 84-87 %

2. Hidrogen 11-14 %

3. Belerang 0,06 - 2,0 %

4. Nitrogen 0,1-0,2 %

5. Oksigen 0,1-2,0 %

a. Minyak Bumi


Secara garis besar minyak bumi dapat di rumuskan menurut sifat kimianya yaitu: 
1. Senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus 
Senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus biasa disebut alkana atau normal paraffin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang memiliki rantai karbon pendek. 
2. Senyawa hidrokarbon bentuk siklik senyawa hidrokarbon siklik merupakan senyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena (CnH2n), tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua (hanya memiliki ikatan tunggal seperti alkana) dan membentuk struktur cincin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadang-kadang bergabung membentuk suatu molekul yang terdiri atas beberapa senyawa siklik.
3. Senyawa hidrokarbon alifatik rantai bercabang

Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik. 
4. Senyawa hidrokarbon aromatik

Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.

b. Gas Alam

Terdiri dari golongan parafin yang mudah menguap C1 - C4. Dapat digolongkan beberapa bentuk yaitu :
1. Sweat Gas
Yaitu gas alam yang tidak/ sedikit mengandung H2S.
2. Sour Gas
Yaitu gas alam yang mengamdung H2S dalam jumlah besar ( bersifatkorosif).
3. Dry Gas
Yaitu gas alam Yang hanya mengandung Hidrokarbon ringan.
4. Wet Gas
Yaitu gas yang banyak mengandung Hidrokarbon berat.


Gas alam sebagian besar terdiri dari metana. Indonesia adalah salah satu penghasil utama gas alam terutama dari ladang gas Bontang (Kalimantan) dan ladang gas Arun (Aceh). Gas alam dihasilkan dari sumur-sumur bor. Gas alam terutama digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, maupun pemanas ruangan waktu musim dingin. Disamping itu, gas alam juga berfungsi sebagai sumber hydrogen dan sebagai bahan dasar untuk berbagai jenis industri.
Trap ( perangkap )Setelah kita mengulas beberapa pandangan tentang asal usul minyak bumi maka pada bagian ini kita coba untuk membahas tentang Perangkap ( Trap ) MIGAS yang merupakan cikal bakal dilakukanya suatu proses Explorasi MIGAS.
Hal ini sama dengan minyak bumi, sebelum minyak terjebak maka kita perlu element atau unsur dan proses pembentuk minyak dan gas bumi, Perangkap atau trap dapat dibagi menjadi 5 bagian. Yaitu :
1. Batuan induk (Source)

Yaitu batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik seperti batu lempung atau batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu gamping.
2. Batuan penyimpan (Reservoir)

Yaitu batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir dimana minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir. Atau bisa juga di batu gamping yang banyak rongga - rongganya. Intinya batu yang punya rongga dan rongga - rongga ini terhubung satu sama lain.

3. Batuan penutup (Seal)

Yaitu batuan yang impermeable atau batuan yang tidak gampang tembus karena berbutir sangat halus dimana butiran satu sama lain sangat rapat.

4. Migrasi (Migration)

Yaitu berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk dari batuan induk ke batuan penyimpan sampai dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.

5. Jebakan (Trap)

Yaitu bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat berkumpul.
Bagaimana Proses minyak Bumi dan Gas terbentuk, secara sistematis Proses pembentukan minyak bumi ada 5 tahap yang dapat kita susun secara sistematis dengan memasukan unsur unsur materi yang telah kita bahas diatas. Adapun 5 prosesnya, Yaitu :
a. Pembentukan (Generation)

Yaitu tekanan dari batuan - batuan di atas batuan induk membuat temperatur dan tekanan menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material organik menjadi minyak atau gas bumi.
b. Migrasi atau perpindahan (Migration)

Yaitu senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung berpindah dari batuan induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat jenisnya yang ringan dibandingkan air.

c. Pengumpulan (Accumulation)

Yaitu sejumlah senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak dan gas bumi terkumpul.

d. Penyimpanan (Preservation)

Yaitu minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba yang dapat merusak kualitas minyak).

e. Waktu (Timing)

yaitu jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan.

2.3 Manfaat batubara

1. Pemasok bahan bakar yang potensial dandapat diandalkan untuk rumah tangga dan industri kecil.
2. Sumber daya energi yang mampu menyuplai dalam jangka panjang,
Pengganti BBM/ kayu bakar dalam industri kecil dan rumah tangga
merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di pabrik briketnya, distributor, industri tungku, dan mesin briket dsb.
3. Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada daerah-daerah terpencil.

4. Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku briket seperti batubara, tanah liat, kapur, serbuk biomas, dsb.

5. Sebagai wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia baik langsung maupun tidak langsung.

6. Menghasilkan briket batubara yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan UKM dalam kebutuhan energinya yang akan terus meningkat setiap tahunnya.

2.4 Manfaat Migas
1. Gas alam sebagai bahan bakar antara lain (sebagai bahan bakar PLTU, bahan bakar industry ringan/ menengah/ berat, bahan bakar kendaraan bermotor, sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga, hotel,restoran dsb).

2. Gas alam sebagai bahan baku antara lain (bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, methanol, bahan baku plastik).

3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (liquefied Natural Gas)

4. Minyak bumi sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak.

5. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industry kimia yang penting bermanfaat dalam kehidupan sehari hari yang disebut petrokimia.




BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN 

Akibat dari menipisnya bahan bakar fosil dan sumber energi yang semakin menipis di negeri ini, maka pemerintah melakukan upaya konservasi terhadap pengurangan bahan bakar fosil. Adapun strategi pemerintah dalam mengurangi bahan bakar fosil terbagi atas Batubara dan Migas yaitu sebagai berikut :

1. Strategi pemerintah terhadap pengurangan batubara yaitu :
a. Menerapkan teknik pertambangan dan peralatan yang tepat.

b. Mencegah ceceran dalam penggalian dan pengangkutan.

c. Menempatkan dan mendata jumlah serta kualitas tailing dengan baik.

d. Mengupayakan agar batubara mudah dimanfaatkan apabila diperlukan.

2. Strategi pemerintah terhadap pengurangan migas yaitu :
a. Pengalokasian jenis BBM tertentu.

b. Melakukan koordinasi/kerjasama dengan instansi terkait.

c. Memberikan pemahaman/ sosialisasi kepada masyarakat yang termuat dalam inpres No. 10/ 2005 (tentang penghematan energy) dan permen SDM No. 31/ 2005 (tentang tata cara pelaksanaan pengghematan energy)

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertentu agar subsidi BBM tepat sasaran.

 B. SARAN
Sepertinya pemerintah harus bergerak lebih cepat agar sasaran yang ingin di tujuh seperti perlindungan bahan bakar fosil dapat tercapai dengan cepat dan tepat sasaran agar semua pihak dapat di untungkan.



Daftar Pustaka

1. Arifin, B. 2000. Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia. Jakarta : Erlangga.

2. Sudrajat, A.1999. Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral. Bandung : ITB.

3. Suhendar, D. I. 2010. Pengawasan Konservasi Mineral dan Batubara. Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Departemen ESDM. Jakarta.

4. Tirasonjaya, F. 2006. Kualitas Batubara.

5. Widagdo, S. 2010. Batu Bara, Produk Strategis yang Harus Jadi Prioritas untuk Industri Nasional.

1 komentar: